Sejak dinyatakan sebagai pandemi global oleh Organisasi Kesehatan Dunia WHO (World Health Organization) pada tanggal 11 Maret 2020, virus corona (Covid-19) telah memaksa hampir seluruh lapisan masyarakat untuk mengubah pola pikir dan perilakunya. Dari mulai rakyat jelata, hingga para pemimpin bangsa, dari kaum papa hingga pengusaha kaya raya, semuanya digiring untuk memikirkan satu hal yang sama, yaitu virus corona. Semunya dipaksa untuk memikirkan hal yang sama, yaitu bagaimana caranya agar virus corona segera hilang dari dunia dan bumi pertiwi tercinta.
Penyebaran virus corona ini begitu cepat. Korbannya pun dari hari ke hari semakin meningkat, mulai dari kalangan masyarakat hingga pejabat. Peningkatan dan kecepatannya tidak lagi mengikuti deret hitung, melainkan mengikuti deret ukur.
Untuk menghilangkan -atau paling tidak menahan laju- wabah virus corona ini, pemerintah telah mengeluarkan berbagai macam kebijakan. Salah satunya adalah kebijakan Work from Home atau Bekerja dari Rumah. Hal ini dilakukan agar tidak ada konsentrasi manusia di luar dan/atau di tempat kerja. Karena hal ini akan semakin membuka kemungkinan virus corona tersebar lebih luas . Hal ini juga sejalan dengan kebijakan social distancing atau physical distancing yang telah dikeluarkan, baik oleh WHO atau pun pemerintah.
Dunia pendidikan, tentu saja tidak luput dari kebijakan ini. Segala rencana dan kebijakan yang telah disusun dan dikeluarkan sebelum terjadinya wabah corona berubah hampir dalam semua hal. Misalnya kebijakan Ujian Nasioanal (UN), Ujian Sekolah (US), proses KBM (Kegiatan Belajar dan Mengajar), kenaikan kelas, proses PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru), dan dana BOS (Bantuan Operasinal Sekolah) telah diubah dan/atau disesuaikan dengan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19)
Dalam hal KBM (Kegiatan Belajar dan Mengajar) misalnya, prosesnya tidak lagi dilaksanakan di sekolah, melainkan dari rumah masing-masing. Guru tidak lagi datang ke sekolah untuk melaksakan tugas mengajar, pun demikian dengan para peserta peserta didik. Mereka tidak datang ke sekolah untuk belajar.
Dengan demikian, proses KBMnya dilaksanakan secara daring (dalam jaringan/online) dari rumah masing-masing. Guru melakukan TfH (Teach from Home) sedangkan peserta didik melaksanakan LfH (Learn from Home).
Bagi sebagian banyak guru saat ini, pembelajaran daring ini barangkali merupakan hal yang baru. . Apalagi pembelajaran daring ini dikerjakan dari rumah masing-masing. Pun demikian dengan para peserta didik. Pembelajaran daring dari rumah masing-masing merupakan hal yang baru.
Tentu saja hal ini menjadi tantangan bagi semuanya. Tidak hanya bagi guru dan murid, pun demikian bagi orang tua. Betapa tidak, guru yang selama ini lebih banyak menyiapkan materi pembelajaran dalam bentuk konvensional atau fisik, tiba-tiba harus menyiapkannya dalam bentuk digital dan online. Tentu saja hal ini memerlukan persiapan yang lebih ekstra dan digital skill yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.
Pun demikian dengan peserta didik. Pembelajaran daring dari rumah ini menjadi tantangan bagi mereka. Mereka "terpaksa" harus menerima materi-materi digital dan online yang diberikan oleh guru. Keaktifan mereka dalam hal ini benar-benar sangat dibutuhkan. Kreativitas mereka pun begitu diperlukan. Tetapi kelebihannya tentu saja, mereka tidak lagi dibatasi oleh sekat-sekat dinding kelas yang keras dan batas-batas lembaran buku yang tipis dan sempit. Mereka bisa memanfaatkan sumber-sumber digital atau online lain yang tersebar luas di internet.
Sama halnya bagi guru dan peserta didik, pembelajaran daring dari rumah ini pun menjadi tantangan besar bagi orang tua. Bagaimana tidak? Orang tua dalam hal ini mau tidak mau harus menemani dan mendampingi sekaligus sesekali menjadi guru bagi anak-anaknya belajar di rumah. Salah satu yang menjadi tantangan adalah ketika anak mempunyai kesulitan dalam materi tertentu yang diberikan oleh gurunya, sementara orang tua mempuyai keterbatasan dalam materi pelajaran tersebut.
Dengan fenomena tersebut di atas, tentu saja pasti ada hikmah yang dapat diambil dari adanya wabah virus corona, tentu saja tanpa melupakan bahaya yang ditimbulkannya.
1. Bagi Guru
- Teach from Home yang diakibatkan adanya wabah virus corona menjadikan kemampuan digital guru meningkat.
- Guru menjadi lebih kreatif dalam membuat media pembelajaran digital.
- Guru menjadi mempunyai kemauan yang lebih dalam memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia di internet.
- Dsb.
2. Bagi Peserta Didik
- Learn from Home yang diakibatkan adanya wabah virus corona menjadikan kemampuan peserta didik meningkat.
- Peserta didik menjadi semakin kreatif dan aktif dalam memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia di internet.
- Dsb.
3. Bagi Orang Tua
- Work form Home (Bekerja dari Rumah) yang diakibatkan adanya wabah virus corona menjadikan orang tua lebih dekat dengan anak-anaknya.
- Keterlibatan/peran orang tua dalam memberikan pembelajaran dan pendidikan kepada anak-anaknya menjadi lebih meningkat.
- Dsb.
Selain yang disebutkan di atas, tentu saja masih banyak hikmah-hikmah lain yang bisa kita ambil dari adanya musibah pandemi virus corona ini.
Dengan demikian, semoga pilar-pilar pendidikan (sekolah/guru, orangtua) yang selama ini belum tegak berdiri dapat melaksanakan perannya lebih baik lagi demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan, baik tujuan instruksional, institusional, maupun tujuan nasional.
Semoga kita semua senantiasa dilindungi Allah Swt, Tuhan Yang Maha Melindungi, dari segala bahaya virus corona. Semoga wabah virus corona ini segera berlalu dan hilang dari bumi pertiwi tercinta. Aamiin yaa Rabb. Wallahu a'lam. []
*Bagi yang mempunyai pengalaman dan pemikiran lain tentang hikmah-hikmah yang bisa diambil dari adanya wabah virus corona ini, silakan tulis di kolom komentar di bawah. Semoga bisa memperkaya pengetahuan dan pengalaman kita bersama.
Terima kasih.
Dengan demikian, semoga pilar-pilar pendidikan (sekolah/guru, orangtua) yang selama ini belum tegak berdiri dapat melaksanakan perannya lebih baik lagi demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan, baik tujuan instruksional, institusional, maupun tujuan nasional.
Semoga kita semua senantiasa dilindungi Allah Swt, Tuhan Yang Maha Melindungi, dari segala bahaya virus corona. Semoga wabah virus corona ini segera berlalu dan hilang dari bumi pertiwi tercinta. Aamiin yaa Rabb. Wallahu a'lam. []
*Bagi yang mempunyai pengalaman dan pemikiran lain tentang hikmah-hikmah yang bisa diambil dari adanya wabah virus corona ini, silakan tulis di kolom komentar di bawah. Semoga bisa memperkaya pengetahuan dan pengalaman kita bersama.
Terima kasih.
0 komentar:
Posting Komentar